Parameter Pengujian Dasar Tekstil

Ini adalah ulasan tentang parameter dasar pengujian produk apparel yang diperlukan untuk memverifikasi spesifikasi material, di mana perusahaan biasa menggunakan pengujian produk (tekstil, pakaian) untuk menentukan sebuah spesifikasi minimum produk. Spesifikasi sering termasuk metode pengujian dan prosedur yang digunakan untuk memverifikasi kriteria kinerja.

1. Konstruksi kain

Ini akan terkait erat dengan aspek penenunan kain dan parameter nya adalah kerapatan jumlah benang kain per inchi (PPI picks per inch) dan jumlah benang berakhir di tiap inchi dari kain yang dihitung dari sisi ke sisi (EPI ends per inch). Juga pengujian dilakukan terhadap benang lungsin / benang lusi (adalah benang tenun yang disusun sejajar, biasanya memanjang dan tidak bergerak (terikat di kedua ujungnya), yang padanya benang pakan diiselipkan) dan benang pakan (adalah benang yang dimasukkan melintang pada benang lungsin ketika menenun kain).

Aspek konstruksi kain adalah penting karena GSM (gram per square meter kain / berat kain dalam ukuran gram per satu meter persegi) tergantung dari jenis tenunan dan benangnya. Hal lain terkait kain seperti tingkat kehalusan permungkaan, kekakuan kain, kekuatan terhadap robekan, tekstur permungkaan dan bagaimana kain terasa ditangan akan tergantung dari aspek penenunan kain.

2. Stabilitas dimensi kain

Sering ditemukan bahwa terjadi perubahan ukuran kain setelah melalui proses pencucian ini karena mengerutnya kain. Jika kain tidak stabil setelah proses pengeringan maka formasi kain bisa terganggu, terperas atau memendek panjang dan lebarnya, Maka pengujian stabilitas terhadap dimensi kain sangat perlu dilakukan untuk mendapatkan ukuran garmen yang spesifik dan pas sesuai ukuran pengguna.

3. Kepudaran warna

Seberapa jauh warna dapat bertahan dari perubahan kecerahannya yang biasanya diakibtakan faktor-faktor dari luar. Pengujian seberapa meluasnya perubahan warna ini dilakukan saat kondisi kering dan basah.

- Daya tahan luntur warna terhadap pencucian: ketika proses pencelupan kain untuk memperkuat daya tahan kepudaran tidak terproses dengan baik maka  warna dari hasil pencelupan akan mudah memudar dan ke luar saat kain dicuci, ini bisa menodai pakain lain yang dicuci bersamanya. Pengujian ini intinya akan mengkonfirmasi kepada kita sejauh mana ketahanan warna pada kain terhadap pencucian.

- Daya tahan luntur warna terhadap cahaya: cahaya dikenal sebagai penyebab memudarnya warna kain, terjadi umumnya setelah kain di cuci dan kemudian dijemur di terik matahari begitu pula saat kita berjalan di siang hari mengenakan pakaian berwarna. Kain yang memiliki daya tahan kelunturan warna rendah, warnanya akan memudar pelan-pelan.

4. Pengujian mudah terbakar

Pengujian ini tidak dilakukan pada semua jenis garmen, pengujian ini hanya untuk beberapa katagori garmen saja. Contohnya untuk pakaian anak, pakaian untuk tidur, pakaian untuk memasak di dapur yang memang cocok untuk diuji meghadapi api.  Produk-produk ini dibuat untuk meningkatkan ketahanannya terhadap api. Untuk mengkonfirmasi bahwa kemungkinan terbakarnya pakaian maka pengujian sejauh mana mudah terbakarnya kain sangatlah penting dilakukan.

(awal/ocs/3ap15)